Sabtu, 14 Maret 2009

Bertemu Eet Sjahranie



“Zahedi Riza Sjahranie namanya. Dialah salah satu gitaris terbaik yang dimiliki Indonesia”, ceramahku pada ketiga orang temanku. Simon, Ipunk, dan Iwan adalah tiga sahabatku yang selalu temaniku bermain tiap hari. Mereka tetanggaku, satu sekolah denganku, dan sama gilanya denganku. Sedangkan aku, Ade, adalah seorang Edane-Freaks, sebutan untuk para penggemar Edane. Aku amat terobsesi pada musik yang dibawakan oleh Edane. Mereka juga tertular penyakitku ini. Meski baru setahun mengenal musik, namun musik Edane telah lekat dengan kami. Aku amat senang menceritakan grup musik favoritku itu pada mereka.

Siang itu, di sebuah gubuk reyot di sawah kami berempat bercengkrama. Membicarakan tentang hidup, mati, perang, dan kehilangan. Sulit bagi kami mencari topik selain itu. Setelah ceramahku usai,mereka mulai mengungkapkan aspirasinya.

“Perang di timur tengah mulai menggila. Gimana ? Kalian nggak kasihan sama mereka di sana?” Iwan mulai mengoceh.

“Yaa, mau bagaimana lagi? Kita cuma bisa berdoa di sini. Paling ringan bikin lagulah buat mereka. Tapi sekarang doremi saja nggak bisa...”, Ipunk menimpali.

“Yok kirim dukun aja ke Palestina. Biar tentara Israel disantetin semua sama mereka”, jawab Simon dengan gaya khasnya.

“Bantuannya kudu nyata, tolol. Kenapa nggak Sumanto aja disuruh ke sana? Biarin tentara Israel keder kalau perlu sampai ngompol”, balas Iwan ketus.

“Yaa...Si Sumanto sekarang sudah melorot ilmunya. Bagusan kirim Ryan Jagal. Cocok. Pasti ngompol, man! Jaminan mutu.” jawab Ipunk enteng.

“Wah...sipp!!” jawab semua mantap, kemudian diteruskan cekakakan seperti biasanya. Topik pembicaraan dibelokkan oleh Simon. Mulai deh dia ngelindur seperti biasa.

“Eh kemarin ayamnya Pak Suro mati, lho...” ujarnya.

“Terus kenapa?” tanya ipunk. “Emangnya ada masalah?”

“Ya masalah dong. Kan ayamnya mau kucuri, buat disate nanti di belakang rumah...”

“Ooo...goblog...belum berubah juga ya? Dulu sudah pernah dihukum ustadz Shoddiq kan? Lupa ya?” marah Iwan sambil menjitaknya.

“Wah...nggak beres nih pikirannya. Malu-maluin Edane-Freaks aja”, aku ikut ceramah

“Sabar bos...saya tidak mempermalukan Edane-Freaks karena itu cuma mimpi”

“Ooo..setan..kapan kamu nggak ngeresek hah?”

“Hehe..sabar bos, eh gimana nih kabarnya sobat kita di jombang?”

“Eeeh...iya ya. Lama nggak dengar kabar Aditya cs. Mereka sudah satu bulan nggak kirim e-mail”, jawabku.

“Emm..aku bawa laptop nih. I-net sekarang yuk? Periksa webmailmu barangkali mereka kirim” usul Iwan menyemangati. Akupun setuju dan iwan mulai mengeluarkan sebuah Asus Eee PC dari tasnya. Kami memang baru pulang sekolah, dan desa kami sudah memperoleh Wi-Fi hotspot di berbagai tempat. Ditambah lagi kabupaten Cadas tewmpat kami tinggal ini telanh dicover oleh sinyal HSDPA secara menyeluruh. Jadi kami dapat terhubung ke internet kapanpun. Meski kami anak desa, dijamin deh kami tidak akan kalah dengan anak kota masalah IT.

“Oke, Windows sudah jalan. Sekarang online”, ujarnya sambi menjalankan Trison, sebuah browser yang kami kembangkan sendiri. Namanya diambil dari vokalis Edane keempat.

“Buka webmailku. Sini bar aku login”, ujarku.

Kemudian,benarlah si kribo Iwan. Teman-teman kami di jombang sudah mengirimkan tiga buah e-mail. E-mail pertama bunyainya mengabarkan bahwa mereka disana baik-baik saja. Mereka menanyakan kapan kami berkunjung kesana. E-mail ke dua mengabarkan behwa mereka semua telah melewati ujian semester dengan selamat. Sayang nya mereka harus mengerjakan tugas tambahan karena keseringan bolos. Yah,maklum mereka harus menghidupi diri sendiri karena orang tuanya tidak menganggap mereka ada. Mereka terlalu lama menjalani hidup yang keras kemudian e-mail terakhir menanyakan mengapa 2 e-mail sebelumnya tidak di balas. Yaah...........aku malas membuka e-mail. Lagipula uang udah menipis , jadi wajarlah namun ada kabar yang membuat kami berempat teryentak bunyinya begmi,”hei,kapan kalian mau kesini? Eet mau klinik gitar di sini lho!”. Membaca itu serasa di sambar petir rasanya. Apa lagi ada tambahan .”...akan diadakan di hotel cempaka hitam,nanti tanggal 23 jam 9 pagi. Kami disini mau nonton. Kalian datang ya?”

Oooh....betapa gembiranya kami. Setelah lama menunggu akhirnya kami bertemu dengan nya. Seorang gitaris paling kharismatik di negeri ini,seorang gitaris yang merebut hati kami , seorang gitaris yang begitu hebat. Dan pernah menciptakan ledakan music rock di negeri ini . Dia mau datang ke Jombang? Oooh.....jangankan Jombang yang hanya 40 km jaraknya.ke Sampitpun kami akan mengejarnya. Wow, serasa mimpi rasanya. Bertemu tokoh idola,adalah hal yang paling menyenangkan bagi semua orang.

“Sekarang tanggal berapa????” tanyaku.

“Di situ kan ada. Tuh tanggal 22. Gimana sih???? guoblok banget!!!” jawab Simon.

“Waduh berarti besok nih. Aduh,kalian masih punya duit nggak ??? aku masih ada 5,000”

“Aku ada 10,000”, jawab Iwan

“Angka kuda, 12,000!!!”jawab Smon dengan gaya bandar dadunya.

“Waduh,6,000 ditambah 2,500 berapa yah???” jawab Ipunk dengan nada tololnya.”

“Oke,santai aja. Berarti kamu yang paling sedikit, gak usah takut, kita pasti berangkat besok, kalau kurang nanti deposit, dari kita semua aja........santai.....” ujar Iwan menyemangatiku.

“Makannya gimana???” tanya simon dengan gaya ludruknya.

“Bodo amat,gak usah makan bego. Besok semua puasa aja, setuju???” Ipunk mengoceh memberi semangat.

“Oke!!!” teriak semua .

Kemuadian laptopnya Iwan di matikan. Kami berempat pulang sendiri-sendiri. Sudah diputuskan bahwa besok kami berempat akan bolos sekolah. Kami harus puasa, dan berangkat pagi-pagi benar. Semua harus berkumpul di gubuk ini di pukul 3 pagi. Dan kami berangkat menumpang mobil pick-up bang Cipto , juragan ayam desa kami,

Sampai rumah langsung ganti baju, sholat lalu tidur. Malamnya aku belajar , namun tidak seperti biasanya , aku belajar sangat lama. 2 Jam,dari biasanya cuma 4 menit dengan istirahat setiap 10 detik . Kemudian tidur terbangunkan oleh weker tepat jam 3, lalu aku langsung mandi, menyiapkan bekal , lalu pergi diam-diam. Sampai di gubuk, kulihat simon sudah datang duluan. Meskipun paling kopyor, namun Simon paling loyal sama peraturan

“Ngelindur apaan aja loe??? Loe sahur apa tadi ???”

“Rupamu, Mon. La,loe,la,loe,koyok wong jakartean wae. Ya makan nasi-lah!!!”

”Ah ya sudah. Tuh mereka datang “

Lengkaplah kami berempat. Kami lalu berangkat ke markas bang Cipto. Lantas beliau menaikkan kami ke mobilnya . Lalu..... broom...berangkatlah mobil ringsek itu membawa kami. Jombang, tepatnya Hotel Cempaka Hitam di jalan Ghoib nomor 12 , itulah tujuan kami. Sedangkan bang Cipto ingin mendaratkan mobilnya di jalan Ghoib nomor 1, tepatnya di tempat yang dinamakan “Pasar manuk”.

“Sudah sampai anak-anak “, ujarnya ramah pada kami.

“Kalian kok pakek seragam bolos ya???”

“Lho kami kan sudah bilang kalau mau ikut lomba paduan suara?!”

“Oh iya ya. Oke semoga menang ya?!”

“Terimakasih banyak bang”

Bang Cipto dan mobilnya berlalu. Dari jauh kami masih bisa melihat mobilnya , dan tulisan “Kancut Corporation” masih bisa dibaca dari ekor mobilnya. Namun persetan, serempak kami menoleh ke kanan . Ada sebuah gedung mewah bernuansa gelap yang terdapat tulisan ”Hotel Cempaka Hitam” kami sontak berteriak ,” Om Eet, kami dataang !!!”

Jam masih pukul 6 pagi ,tapi kawan kami telah datang di hotel itu. Mereka semua gundul . Wajahnya lucu lucu deh.

Kutanyakan “Eet sudah datang???”

“Sudah katanya. Tapi nanti mulainya jam 9 pas”,jawab Basir.

Usai bersalaman ,berpelukan,dan sedikit berciuman ,kami berngkat menuju lantai 2, disebuah ruanggan yang angat luas yang telah disiapkan untuk sang maestro. Waw,ternyata iddalam sudah ada ratusan orang duduk menanti acara di mulai. Kami bertujuh pun duduk dibangku tengah . Wah, gaduh sekali disini . Banyak sekali edane freaks ingin menyaksikan sang idola .sayangnya aku terlalu banyak minum tadi pagi . Kutanyakan pada siar.

“yar, CW-nya dimana ??? kebelet pipis nih”

“tuh didepang ruangan ini,belok kanan,trus belok kanan lagi'

“thanks”

Lalu aku langsung berjalan menuju pintu ,pergilangsung ke cw eh...wc. Di wc aksempat keliru ,masuk wc wanita.untungnya nggak ada orangnya, kalau ada....wah habis deh aku. Lalu demi menyelamatkan nyawaku, aku masuk ke wc pria. Begitu masuk, aku bertabrakan dengan seorang pria gondrong. Bruk, tubuh kami jatuh bersamaan.

“Eeeh... maaf om....”

“Ah, nggak papa....” jawab orang itu.

Kuperhatikan lagi orang gondrong ini. Memakai celana jeans yang lututnya bolong, bibirnay hitam kebanyakan rokok,dan memakai kaos hitam AC/DC. Seketika itu, nafas, jantung, dan syarafku berhenti. Sekerasnya aku berteriak.

Eet Sjahraniiieee!!!”

Dengan sigap orang itu membekap mulutku. Lalu mendekatkan telunjuk ke mulunya dan berkata:

“Ssst, diem ya nak. Bisa gawat kalau orang-orang tahu saya disini”.

“Mm.....m....mmm....ma-af...om...m....sss saya....peng..ge...marr...beraa....t om...”, kataku tergagap. Siapa pun akan gugup jika bertemu dengan orang yang diidolakan. Dan kurasa menahan pipis bukan hal buruk . Buktinya aku bisa bertemu idolaku karena menahan pipis. Dan statemen orang-orang tentang wc perlu diubah. Mungkin nanti aku akan mennanam lavender di wc rumahku.

“Ooooh kamu juga kamu Edane-Friend juga? Wah....wah....wah....boleh kenalan nih?” sapa orang ini ramah. Eet Sjahranie, meskipun tahu penggemarnya begitu banyak, tetap menyebut mereka “Friends” bukan “Freaks”.

“Nnn..na..nama saya..Ade om...saya datang dari kota Cadas jauh-jauh buat nonton Om...”, jawabku masih gagap. Terpukau diriku menghadapi keramahan orang ini.

“terima kasih ya! Kamu sudah setia betul sama Edane. Tenang, abis ini aku mulai kok. Eh iya, kamu masuk WC pasti mau pipis kan? Nah udah pipis aja dulu. Biar kutungguin”, jawabnya ramah. Aku makin terkesima akan keramahan dan kerendahan hatinya. Aku jadi semakin ngefans padanya.

“Sss..sebentar ya Om..”

“Okeee...”

Sesudah meloloskan hajatku, kami berdua keluar dari tempat keramat itu. Kami berdua berjalan bersama dan beliau menceritakan sedikit kisah hidupnya. Namun sayang kami cuma berjalan sebentar soalnya Om Eet harus pergi ke belakang panggung. Sebentar lagi dimulai.

“santai, dan lihat aja aku main!”

“oke, Om!”

Langsung saja aku duduk di antara teman-temanku. Tak kuceritakan dulu pengalaman berhargaku itu. Biar nanti saja ceritanya. Tak lama, acara dimulai. Semuanya bersorak ketika Om Eet muncul. Setelah memberikan sedikit sambutan singkat, klinik itu dimulai.

Enam jam kemudian, selesailah acara itu. Tepuk tangan (amat) meriah menutupnya. Namun panitia membuat kejutan. Ada sesi tanda tangan di akhir acara. Kamipun segera mengeluarkan papan khusus kami, yaitu sebuah papan berukuran 20x40 cm yang nanti setelah ditandatangani bisa dipigura. Takkan kami siakan kesempatan ini.

Antriannya panjang sekali. Namun hal itu takkan menyurutkan semangat kami. Setelah menunggu, sampailah pada giliran kami. Om Eet dengan senyum khasnya, mencoret-coret papan kami. Sebuah tanda tangan khas, dan diimbuhi sebuah kalimat kecil “Eet Sjahranie to Ade, Edane-Friend”. Ooh, bahagianya aku ketika itu. Entah apa yang temanku rasakan, kupikir bahagia kami cukup sampai di situ saja. Namun tiba-tiba sebentar kemudian Om Eet membisikkan sesuatu.

“Nanti kamu sama teman-temanmu jangan pulang dulu. Tunggulah di parkiran. Ada yang mau kuomongkan”

Lalu secara refleks, jempolku kutarik ke atas. Dan kamipun berlalu. Kuceritakan hal itu pada mereka di luar. Mereka semua lemas mendengarnya. Bahkan Kuceh sampai menangis.

“Sampai matipun akan kutunggu!!”, katanya sambil berlinang air mata.

“Mungkin kita akan diberi kenang-kenangan”, ujar Basir.

“Ah, santai. Yok pergi ke parkiran!”, usul Iwan.

Serentak kami bertujuh lari ke parkiran. Sekitar sepuluh menit menunggu, om Eet datang. Beliau menyalami kami semua. Duh bahagianya hati kami, apalagi saat beliau mengatakan:

“Maukah kami ikut aku ke Jakarta? Akan kutunjukkan pembuatan album terbaru Edane. Kalau mau kalian juga boleh jadi aktornya”

Kalau bukan karena izin Allah, kami mungkin mati seketika itu juga. Saking bahagianya.

“Mau om, mauuuuuu!!!”

Kemudian Om Eet memasukkan kami ke dalam mobilnya. Dan sedetik kemudian broooom...mobil berangkat menuju Jakarta. Kulupakan uangku yang tinggal 5000 itu. Tak peduli lagi aku dengan sekolah. Obsesi telah menguasaiku.

Sampai di daerah Semarang kami melewati jalanan terjal. Melihat ke kiri seperti mau jatuh rasanya. Entah kenapa Om Eet malah mempercepat laju mobilnya. Kupikir wajar saja wong namanya rocker. Tapi ini sudah keterlaluan.

“Om hati-hati om. Ini kan jurang!”

Tapi om Eet malah senyum, lalu sedetik kemudian membanting setir ke kiri. Mobil oleng, dan kami semua berteriak. Mobil itupun jatuh, kemudian menggelinding tajam ke dasar jurang. Lalu...braaaak!!!! kepalaku menghantam sesuatu. Keras sekali. Akhirnya kubuka mataku, dan kulihat sebuah pemandangan tak asing. Dengan jantung berdebar, kusadari semua ini hanyalah mimpi. Dan kepalaku membentur lantai barusan. oooh...sayang sekali. Om Eet menghilang dari benakku. Kuhidupkan lampu kamarku, dan kuusap mataku. Kini 100% nyawa telah kembali ke tubuhku. Rasanya kecewa sekali. Dengan oleng ku berjalan mejauhi kasurku, dan betapa terkejutnya aku. Jantungku putus rasanya, ketika kulihat sebuah papan tak asing di meja belajarku. Dengan merinding, menggigil, dan amat gemetar kupegang papan itu. Ada sebuah tanda tangan aneh menghiasinya. Dan yang membuatku pingsan adalah sebuah tulisan, yang bunyinya, “Eet Sjahranie to Ade, Edane-Friend”.




***



Jumat, 25 Januari 2008

Enaknya wordpress

Ternyata memakai WP lebih enak dari Blogger! Saya mencobanya sendiri. Fasilitasnya lebih lengkap dan mudah digunakan! Mungkin saya akan pakai wordpress terus^^

Sabtu, 19 Januari 2008

Blog Coba-Coba Diterima di AdSense

Wow, senang sekali saya waktu buka email dan membaca pesan dari google bahwa aplikasi saya diterima oleh adsense. Hal itu terjadi kemarin, waktu saya ngenet sama temen saya, Aditya Candra, di warnet mojokerto. Saya langsung mencak-mencak, dan jidat saya langsung dipegang ama temen saya. "Kon panas ta, De?" katanya.
Yah, begitulah kalo kurang persiapan, walaupun diterima tapi saya tidak bisa login ke adsense karena ternyata saya lupa id dan password. Yah, terpaksa deh sign up ulang di adsense.
Alasan saya lupa, eh sebenernya bukan lupa sih, tapi waktu itu [[saya]] pake account yahoo buat register di adsense, jadi yah buat lagi.
Google adsense sebenarnya adalah layanan iklan(advertising) dari google. Syarat utamanya, anda harus memiliki website. Soal adsense, akan saya bahas di posting lain.
Waktu saya register ulang, saya pake alamat email yang baru supaya gak lupa lagi. Doakan saja diterima, ya^^